Bola.com, Jakarta - Sekejap lagi, Timnas Indonesia akan menjamu tim kuat Jepang dalam matchday 5 Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, 16 November.
Bertindak sebagai tuan rumah, Timnas Indonesia menjamu Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta dan menargetkan kemenangan atau minimal seri.
Pertandingan jelas tak akan mudah bagi armada Shin Tae-yong, mengingat The Blue Samurai masih memuncaki klasemen tanpa terkalahkan dalam empat laga.
Selain itu, tim tamu juga dijejalai sederet pemain yang berkarier di Eropa dan beberapa di antaranya merupakan veteran Piala Dunia 2022 yang berhasil membawa Samurai Biru ke babak 16 besar.
Shin Tae-yong pastinya sudah menyiapkan skenario dan strategi, termasuk siapa-siapa saja yang bakal jadi starter di starting XI.
Dari sekian 27 nama yang dipanggil, Rizky Ridho masih berpotensi sebagai starter atau masuk dari bangku cadangan.
Berita video pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkapkan perasaan bangganya terhadap performa apik dua anak asuhnya, Rizky Ridho dan Jay Idzes di klubnya jelang bela Timnas Indonesia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kepercayaan Shin Tae-yong
Rizky Ridho, bek 22 tahun ini merupakan salah satu pemain lokal kepercayaan Shin Tae-yong, di tengah gempuran pemain-pemain naturalisi.
Meski tampil bareng bek kelas Eropa macam Jay Idzes, Jordi Amat, dan Mees Hilgers tak membuat Rizky Ridho grogi. Kapten Persija Jakarta itu bisa mengimbangi performa koleganya di jantung pertahanan.
Belum lama ini, eks pemain Persebaya Surabaya itu menjadi tamu di kanal YouTube Sportcast77. Ia bicara banyak hal, termasuk dirinya yang kini jadi idola bagi jutaan remaja Indonesia, khsusunya pecinta sejati Skuad Garuda dan tentunya saja Jakmania.
"Tentunya sangat senang jika ada orang-orang yang mengidolakan saya. Pastinya di setiap pekerjaan saya akan berusaha menampilkan dan memberikan yang terbaik," kata Rizky Ridho merendah.
Permainan terbaik telah mengantarkan Rizky Ridho ke pencapaian spektakuler seperti meraih medali emas sepak bola SEA Games 2023.
Lalu ia mendapat kesempatan bertanding melawan Argentina, membawa Timnas Indonesia U-23 ke semifinal Piala Asia 2024, kapten Persija, dan kini di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Awal Karier Rizky Ridho
Bagaimana Rizky Ridho menyikapi itu? "Ya, pertama-tama Alhamdulillah sangat bersyukur bisa sampai di posisi sekarang."
"Enggak pernah terbayangkan sebelumnya seperti juara SEA Games, lawan Argentina. Karena kan nggak mudah juga menjadi pemain tim nasional."
"Cuma dari kecil dulu memang didikan orang tua sangat keras, supaya saya fokus kepada cita-cita yaitu pemain sepak bola profesional. Dan cita-cita saya, dan mungkin juga semua pemain-pemain di Indonesia ingin menjadi pemain timnas Indonesia," tambahnya.
Sebelum ke timnas, Rizky Ridho mengawali kariernya dari bawah. "Sebelum saya seleksi di Persebaya, saya ikut di liga internal yang memunculkan bibit-bibit. Saya main di El Faza FC, timnya Mat Halil (mantan pemain Persebaya)".
Suka Sepak Bola
Rizky Ridho benar-benar menyukai sepak bola dan ingin menjadikannya sebagai profesi saat berusia 12 tahun.
"SMP. Jadi waktu itu kayaknya lagi jaya-jayanya mas Evan (Dimas) dan mas Hansamu Yama yang juara di Sidoarjo (Piala AFFU U-19 2013). Wah, ini saya harus seperti mereka".
"Sebelumnya juga sempat nonton Persebaya di Stadion 10 November, jamannya John Tarkpor. Dan ada keinginan juga. Yang ngajak saya nonton bapak".
Pernah suatu ketika, Rizky Ridho ingin menginjak rumput Stadion 10 November. Ia mengaku takjub melihat kemegahan stadion lawan itu. Tapi seorang petugas melarangnya.
"Hanya menginjak rumput saja enggak boleh. Ya sudahlah, saya pulang," kata pemuja Hansamu Yama seraya tertawa.
Utarakan Niat Jadi Pesepakbola
Meski kepincut dengan Evan Dimas, Hansamu Yama, serta John Tarkpor, Rizky Ridho belum mengutarakan niatnya untuk menjadi pesepakbola kepada orang tuanya.
"Kayaknya waktu di Soeratin baru saya ngasih tahu ke orang tua karena waktu itu di Soeratin saya di Persesa Sampang, usia 17, dan itu kelahiran 1999 dan saya 2001 kan. Jadi pelatih bilang, Ridho ini masih muda. Jalan masih panjang. Jadi kita kasih kesempatan kepada yang lahir 1999 dan 2000".
"Jadi ada satu momen, saya sudah ninggalin sekolah satu bulan dari Surabaya ke Sampang. Karena latihan kan di sana. Akhirnya kita ada uji coba lawan Deltras di Jenggolo. Di uji coba itu orang tua saya datang. Saya nggak dikasih kesempatan menit bermain".
"Dan akhirnya di sepanjang jalan pulang, orang tua bilang kamu harus pikir matang-matang kamu mau di sekolah atau sepak bola. Kamu sudah ninggalin sekolah segitu lamanya, tapi di sini di uji coba saja kamu nggak main. Karena ayah ini sangat keras sama saya. Jadi kayak ngomel-ngomel gitu".
Ikuti Jejak Idola Hansamu Yama
Mendapat masukan dari sang ayah, Rizky Ridho tetap dengan keputusannya. Ia ingin mengikuti jejak idolanya, Hansamu Yama.
"Pas pulang, dari libur dua hari balik dari Sampang, saya ngomong ke ayah,'Yah, saya kepengen jadi pemain sepak bola, niat dan tekad saya sudah serius dan Ridho akan lebih kerja keras lagi'," kata Rizky Ridho.
Sejarah kemudian mencatat, seiring dengan berjalannya waktu, Rizky Ridho kecil yang dulu tak mendapat kesempatan bermain itu menjelma menjadi pemain salah satu pemain muda terhebat dalam sejarah sepak bola Indonesia. Epik!