Bola.com, Kediri - Pertemuan Persik Kediri dengan Persib Bandung telah terjadi belasan kali. Tepatnya sejak tim asal Kediri itu manggung di kasta tertinggi sepak bola Indonesia pada 2003.
Banyak momen romantisme di antara kedua tim yang memakai Macan sebagai ikon tersebut. Uniknya, Persik Kediri juga menjalin hubungan akrab dengan seteru abadi Persib, yakni Persija Jakarta.
Meskipun mereka pernah saling mengalahkan saat tarung di kandang lawan, tetapi rekor pertemuan masih dikuasai Maung Bandung.
Pada 2003 silam, kendati Macan Putih sebagai debutan di level teratas, tapi chemistry mereka saling tersambung harmonis.
Berikut laga panas dingin antara Persik Kediri dan Persib Bandung yang pernah terjadi di Stadion Brawijaya:
Wawancara Khusus kali ini akan menghadirkan pemain Timnas Filipina yang dicintai pendukung Persik Kediri. Siapa dia dan seperti apa keseruannya?
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persib
Pertemuan kedua tim sering dibaluti perasaan rindu dendam. Ibarat sepasang kekasih, partai Persik Kediri vs Persib Bandung selalu ditunggu.
Dalam pertandingan itulah, kedua suporter masing-masing klub bisa bersilaturahmi. Namun, mereka tetap menjagokan tim idolanya yang meraih kemenangan.
Pada 2003, Persik yang dilatih Jaya Hartono sedang diliputi spirit tinggi. Apalagi Walikota Kediri almarhum HA Maschut sangat ambisius ingin merebut mahkota juara. Beliau dibantu menantunya, Iwan Budianto, yang pengalaman sebagai Manajer Tim Arema.
Sportivitas merupakan roh dari olahraga. Namun, unsur kekerabatan ternyata sangat kental menyelimuti kubu Persik Kediri dan Persib Bandung.
Kita tak tahu kentalnya hubungan akrab kedua tim, jika dedengkot Bobotoh, Yana Umar, tidak membuka rahasia di balik langkah Persik menjuarai Liga Indonesia 2003.
Pada acara Ngobrol Seru BRI Liga 1 Bareng Perwakilan Suporter Klub yang tayang live streaming di Vidio, 25 Maret 2022, Yana Umar blak-blakan kalau Persib pernah berjasa 'membantu' Persik jadi kampiun. Padahal ini sikap tabu di olahraga.
Sebuah fakta X-files terbongkar saat Yana Umar dialog dengan Widodo Hunter (Persikmania).
"Persib pernah membantu Persik meraih gelar juara 2003. Jadi sekarang di Liga 1 2021/2022 bantu Persib juara lah. Bahkan saat itu kami kalah dengan skor besar," ujar Yana Umar.
Sebagai bobotoh kawakan yang bertahun-tahun setia pada Persib, tentu Yana Umar mengikuti semua perjalanan tim idolanya. Dan, tentu saja ucapannya pun bisa dipercaya.
Memori 21 tahun lalu, pentas Divisi Utama 2003, kasta tertinggi saat itu memakai format kompetisi penuh. Pada pengujung musim, Persik dan PSM yang sedang kampanye merebut mahkota juara menyisakan dua partai krusial di kandang masing-masing. Selisih poin keduanya terpaut lima angka. Persik dengan 61 angka dan PSM punya 56 poin.
Persik harus melawan dua tim tradisional, Persib dan Persikota 'Si Bayi Ajaib' yang sedang naik daun di Stadion Brawijaya Kota Kediri. Sedangkan PSM menjamu Pelita KS dan Persija di Stadion Mattoangin, saat ini bernama Stadion Andi Mattalatta Makasar.
Kala itu Persik harus menyapu bersih semua jatah kandang agar tak ditelikung PSM. Kuncinya, Persik harus menundukkan Persib untuk memastikan gelar juara. Akhirnya Macan Putih mencabik-cabik Maung Bandung dengan skor telak 4-0.
Sehingga kemenangan PSM atas Pelita KS 3-1 tak ada artinya. Dan, Persik pun resmi jadi juara. Sehingga duel Persik kontra Persikota yang berakhir 3-0 hanya seremonial pada akhir musim.
"Tapi apapun, kami Bobotoh dan Persikmania tetap punya hubungan baik. Bobotoh terima kasih kepada Persikmania yang saat itu menjamu kami dengan baik," tutur Yana Umar.
Bara Dendam di Hati Jaya Hartono
Tak bisa dipungkiri bila Jaya Hartono merupakan sosok berjasa besar kemunculan Persik Kediri di pentas teratas sepak bola Indonesia.
Sebagai pelatih debutan, mantan bek kiri Timnas Indonesia era 1980-1990 ini di luar dugaan mempersembahkan gelar juara kepada Persik di Liga Indonesia 2003.
Namun, jasa besar itu seakan sirna setelah Jaya Hartono secara sepihak diberhentikan Persik pada 2004. Rasa kecewa dan masygul itu mengendap di hati Jaya Hartono.
Secara pribadi, dia merasa diperlakukan tidak adil. Namun kekecewaan itu disikapi positif oleh Jaya Hartono.
'Dendam' terhadap Persik jadi motivasi besar bagi Jaya Hartono. Itu dibuktikannya ketika dia dipercaya membesut Persib pada ISL 2008-2009. Pada empat pertemuan di dua musim beruntun, Jaya Hartono memberi Persib tiga kali kemenangan atas Persik.
Bahkan, Jaya Hartono sempat mempermalukan mantan klub yang melambungkan namanya itu dengan skor telak 6-1 di Stadion Si Jalak Harupat Soreang Kabupaten Bandung.
Jaya Hartono juga merayakan kemenangan Persib 1-2 di Stadion Brawijaya dengan bahasa tubuh sangat ekspresif.
Tampak ada kepuasan yang terpancar dari wajah pria asal Medan itu. Seolah dia ingin menyampaikan pesan kepada publik Kediri bahwa dirinya pantas sebagai pelatih mumpuni bagi Persik.
Jaya Hartono merefleksikan kebanggaannya dengan berteriak sambil menengadahkan tangannya ke atas. Dia juga bersujud sebagai tanda bersyukur.