Bola.com, Jakarta - Eks Pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini, tengah bergelut dengan sejumlah kesibukan setelah mengukir capaian impresif bersama tim sepak bola Jawa Timur pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024.
Bersama tim sepak bola Jawa Timur, Fakhri Husaini berhasil mempersembahkan medali emas seusai menumbangkan Jawa Barat dengan skor 1-0 di partai final sepak bola PON 2024. Pencapaian yang diukir oleh Fakhri ini terhitung luar biasa.
Pasalnya, capaian ini melengkapi perjalanan kariernya sebagai pelatih, terutama di level usia muda. Sebab, sebelumnya dia pernah mempersembahkan medali perunggu pada PON 2008 bersama Kalimantan Timur, lalu menggondol medali perak pada PON 2021 bersama Aceh.
Fakhri pun membagikan berbagai ceritanya saat ditemui Bola.com di tengah kunjungannya pada ajang Asian School Football Championship (ASFC) U-18 2024 yang bergulir di Lapangan UNS, Solo, pada Rabu (6/11/2024).
“Jadi, lengkap sudah, perunggu, perak, dan emas. Dari semua capaian ini, yang paling memuaskan adalah yang terakhir. Bukan soal medali emasnya, tetapi soal apa yang kami lakukan, bagaimana perjalanan tim ini,” kata Fakhri Husaini saat berbincang dengan Bola.com di Solo, Rabu (6/11/2024).
“Sebab, tim sepak bola Jawa Timur awalnya sempat tidak diikutkan di Pra PON karena masalah internal. Tiba-tiba mendapatkan kesempatan mengikuti Pra-PON susulan. Setelah itu kami bisa melewati segala macam cobaan,” imbuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Diterpa Berbagai Cobaan
Salah satu cobaan yang dimaksud Fakhri ialah keterbatasan waktu persiapan. Sebab, timnya hanya punya waktu selama dua bulan untuk menghadapi PON 2024. Dalam prosesnya, tantangan demi tantangan masih saja menghambatnya.
Ada beberapa pemain penting dari tim sepak bola Jawa Timur yang memutuskan mundur karena bergabung dengan klub Liga 2 dan Liga 1. Meskipun kehilangan banyak amunisi, nyatanya Jawa Timur tetap bisa bersaing dan akhirnya merebut emas.
“Pemain-pemain yang sempat saya pilih, tiba-tiba memutuskan keluar karena bergabung dengan tim Liga 1 dan Liga 2. Saya ditinggal lima pemain yang seharusnya ikut di tim sepak bola Jawa Timur,” ujar Fakhri Husaini.
“Sebab, perjalanannya luar biasa. Cobaan dan tantangannya juga luar biasa. Apalagi, keberhasilan ini juga melengkapi capaian saya selama melatih tim sepak bola di ajang PON,” lanjut eks gelandang Timnas Indonesia itu.
Capaian ini menambah koleksi gelar yang diraih Fakhri Husaini selama terjun di dunia racik strategi. Sebelumnya, pelatih berusia 59 tahun itu sempat membawa Timnas Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2018.
Kesibukan Fakhri Husaini
Setelah menyelesaikan tugas bersama tim sepak bola Jawa Timur, Fakhri Husaini kini masih punya sederet pekerjaan yang harus diselesaikan setiap hari. Dia kembali melanjutkan tanggung jawabnya sebagai Direktur Akademi Deltras FC.
Selain itu, Fakhri ternyata kini tercatat melanjutkan studi sebagai mahasiswa baru pada Semester Gasal 2024/2025. Dia mendapatkan beasiswa untuk menempuh Program Studi (Prodi) Magister Kepelatihan Olahraga di Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
“Saya kembali menjalankan tugas saya sebagai Direktur Teknik Deltras Akademi. Selain itu, sebelum berangkat ke PON kemarin, saya sudah mendapatkan beasiswa S2 di UNESA,” kata pelatih asal Aceh itu.
“Sekarang saya bisa kuliah lagi. Saya sangat bersyukur karena Pak Rektor UNESA memberikan kesempatan untuk bisa melanjutkan pendidikan saya. Mudah-mudahan tugas sebagai mahasiswa S2 ini bisa saya laksanakan dengan baik,” lanjutnya.
Memperkaya Ilmu Kepelatihan
Tentu saja, kesempatan yang didapatkan Fakhri untuk melanjutkan studi di kampus bisa menambah ilmunya di dunia kepelatihan. Apalagi, sebelumnya ia juga telah menyelesaikan kursus lisensi AFC Pro.
Harapannya, berbagai pengetahuan yang didapatkan selama mengenyam bangku perguruan tinggi di jenjang S2 ini semakin memperkaya perspektifnya sebagai pelatih.
“Menurut pandangan saya, kuliah semacam ini penting supaya pelatih itu bukan hanya mengetahui ilmu kepelatihan saja, tetapi bisa dilengkapi dengan ilmu-ilmu dari bidang lainnya yang juga semestinya dipelajari,” ucap dia.
“Sebelumnya, saya juga sudah menyelesaikan kursus lisensi AFC Pro. Jadi, pengalaman yang saya dapatkan di bangku kuliah ini bisa memperkaya keilmuan saya di dunia kepelatihan nanti,” tambah Fakhri Husaini.