Flashback Ketika Duta PSSI Dikirim ke Belanda: Dulu Mau Foto Bareng Idola Mesti Bisa Jiplak Teknik Asah Bola

6 hours ago 1

Bola.com, Jakarta - Empat pelatih muda Indonesia sangat beruntung dipilih PSSI dan dikirim ke Belanda dalam agenda pertukaran pemuda dan budaya untuk belajar sepakbola di KNVB pada tahun 1991.

Keempatnya adalah Gusnul Yakin, Simson Rumahpasal, Soebodro, dan Ali Rahman. Mereka mewakili propinsi masing-masing. Selama tiga bulan, Gusnul Yakin dkk. menjalani berbagai program cukup padat. Coaching clinic di lapangan dan kelas yang dibimbing langsung instruktur dari KNVB menjadi menu wajib mereka.

Di sela-sela waktu luang, duta sepakbola Indonesia itu diajak liaison officer (LO) dari KNVB mengunjungi fasilitas yang dimiliki dua klub raksasa Eredivisie Belanda, PSV Eindhoven dan Ajax Amsterdam.

"Pada 37 tahun lalu, klub-klub di Belanda sudah sangat profesional. Mereka punya fasilitas lengkap mulai kantor, gym, asrama pemain, kolam renang, dan lapangan latihan minimal empat buah. Tahun 1991 Indonesia ada liga profesional Galatama. Tapi fasilitas kita dan klub Belanda seperti bumi dan langit," kata Gusnul Yakin.

Padahal selama sebelas tahun bermain di Warna Agung, anggota kompetisi Galatama, Gusnul Yakin menilai fasilitas klub milik Benny Mulyono ini sudah luar biasa di jaman itu.

"Di kantor PSV dan Ajax, kami diajari ilmu manajemen klub. Kami masuk beberapa ruang divisi yang punya tugas masing-masing. Warna Agung juga punya kantor, tapi tak serapi klub di Belanda. Di antara kami berempat, almarhum Soebodro yang tertarik dengan manajemen klub. Makanya saat di Persebaya, dia lebih banyak di manajemen daripada kepelatihan," kata Gusnul Yakin.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Foto Bareng Asisten Pelatih Timnas Indonesia

Usai puas menelusuri semua bangunan fisik, mereka melihat langsung latihan tim Akademi dan Senior. Nah dari sinilah cerita unik Gusnul Yakin cs dimulai. Saat mereka melihat latihan tim senior PSV Eindhoven, instruktur KNVB menyuruh Gusnul Yakin, Simson Rumahpasal, dan Ali Rahman memperhatikan teknik pemain.

Setelah melihat dan mengamati, Gusnul Yakin dan kolega harus bisa meniru serta mempraktikkan di hadapan instruktur KNVB. Hadiahnya, mereka akan bisa foto dengan pemain yang tekniknya dijiplak.

"Waktu itu yang saya amati teknik Gerald Vanenburg. Ketika diuji, saya bisa meniru gayanya. Entah serius atau bercanda, instruktur KNVB mengancam kalau kami tak bisa meniru teknik si pemain, kami tak boleh foto bersama pemain PSV. Alhamdulillah kami bisa foto dengan Gerald Vanenburg. Soebodro tak ikut foto, karena dia tertarik dengan ilmu manajemen di kantor PSV. Tak disangka ya. Sekarang Gerald Vanenburg jadi asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia," kata mantan pelatih Arema ini.

Kagum pada Gaya Gocekan Gusnul Yakin

Instruktur KNVB kaget dengan gaya gocekan Gusnul Yakin. "Dia sempat tanya saya kok bisa meniru teknik Gerald. Instruktur KNVB itu juga kaget, karena melihat ada ciri khas teknik Wiel Coerver yang saya lakukan. Dia tanya lagi, darimana saya dapat ilmu Wiel Coerver. Saya cerita kalau pernah dilatih Coerver saat jadi siswa Diklat Salatiga," tuturnya.

Gusnul Yakin memang pernah dididik Wiel Coerver di Diklat Salatiga selama dua tahun. Dia seangkatan dengan Hadi Ismanto, Suhatman Imam, dan Abdurahman. "Dulu seleksi masuk Diklat Salatiga sangat ketat. Dari 300 peserta hanya diambil 60 siswa. Wiel Coerver lebih fokus menempa skill individu pemain. Beliau langsung kasih contoh di depan siswa. Beliau bilang kalau teknik sudah mumpuni, taktik dan strategi apapun bisa dijalankan pemain," paparnya.

Masih penasaran lanjutan kisah dan pengalaman menarik Gusnul Yakin dkk. selama di Belanda? Sabar dan tunggu episode berikutnya.

Read Entire Article
Bola Indonesia |