Ulasan Sartono Anwar: Sederet PR Timnas Indonesia U-17 Demi Tampil Moncer di Piala Dunia U-17 2025

19 hours ago 6

Bola.com, Jakarta - Keberhasilan Nova Arianto memimpin Timnas Indonesia U-17 meraih tiga kemenangan pada Grup C Piala Asia U-17 2025 di Arab Saudi bukan tanpa kekurangan.

Kemenangan Tim Garuda Asia atas Korea Selatan U-17 dengan skor 1-0, dinilai sebuah hasil spektakuler. Cara bermain untuk meraih tiga poin diyakini sebagai sinyal kuat Timnas Indonesia U-17 akan melangkah mulus ke jenjang lebih tinggi.

Sinyalemen itu terbukti. Dua partai berikutnya Timnas Indonesia U-17 menghajar Yaman U-17 berkat skor 4-1 dan menang dua gol tanpa balas atas Afganistan U-17.

Aksi anak asuh Nova Arianto itu tak lepas dari pengamatan Sartono Anwar. Pelatih kawakan asal Semarang yang juga ayah Nova Arianto, itu memberikan analisa kekurangan yang harus dibenahi sebelum Timnas Indonesia U-17 tampil di Piala Dunia U-17 Qatar, awal November tahun ini.

"Dari tiga pertandingan penyisihan grup, saya lihat lini tengah masih agak lemah. Support antarpemain belum stabil. Kadang game plan berjalan bagus, tapi momen tertentu kendor," kata Sartono Anwar.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Belum Sempurna

Mantan pelatih PSIS juara Perserikatan 1985 tersebut melihat cara main yang diterapkan putranya untuk lini tengah sudah tepat, tetapi belum sempurna.

"Vava memakai cara rap-rap. Menekan lawan yang pegang bola dengan tiga hingga empat pemain. Skema lini tengah saat kalah bola dengan lima pemain sudah betul. Tapi kadang ada pemain yang telat support," jelasnyaa.

Keterlambatan membantu rekan setim ini, lanjut Sartono Anwar, karena kekuatan stamina pemain tak merata. Permainan mengandalkan kolektifitas tim dengan mobilitas tinggi terkadang menguras energi.

"Vava sudah memilih cara bermain kolektif. Dia juga sudah tahu untuk itu pemain harus punya stamina bagus. Latihan fisik keras juga telah dilakukan. Tapi faktanya kekuatan fisik pemain tak sama. Ini pekerjaan rumah yang harus dituntaskan sebelum ke Piala Dunia U-17 nanti," jelasnya.

Stok Gelandang Terbatas

Sartono Anwar juga menduga cara main 'keroyokan' yang dipilih Nova Arianto karena stok pemain di gelandang terbatas.

"Karena mungkin stok gelandang terbatas, dan Vava tak punya pemain tipe playmaker. Maka ini disiasati Vava dengan cara keroyokan. Dia bisa mengolah bahan baku yang ada menjadi tim solid."

"Pelatih memang harus banyak akal dan tak menyerah dengan keterbatasan. Tapi di Piala Dunia U-17 nanti semua harus disempurnakan lagi agar Timnas Indonesia U-17 bisa bersaing," paparnya.

Bangun Karakter Pemain

Apalagi, jelas Sartono Anwar, di Piala Dunia U-17 2025, Timnas Indonesia U-17 akan menghadapi negara dari benua lain yang punya postur, skill, dan karakter bermain beda dengan tim-tim Asia.

"Saya kira mulai sekarang staf Vava sudah memikirkan Piala Dunia U-17. Tapi baiknya Vava sudah membangun karakter Timnas Indonesia U-17."

"Masih ada waktu enam bulan untuk menyempurnakan tim. Jika ada pemain yang lebih bagus, Vava bisa memakainya di Piala Dunia U-17," pungkasnya.

Read Entire Article
Bola Indonesia |