Bola.com, Gianyar - Prestasi Timnas Indonesia U-17 yang berhasil lolos ke Piala Dunia U-17 2025 di Qatar pada November 2025, ternyata menjadi pelecut bagi PSSI untuk berbenah dalam pengembangan sepak bola usia muda.
Posisi direktur teknik yang lowong saat ini pun coba untuk segera diisi. Namun hingga, sekarang belum ada nama kandidat kuat yang diumumkan oleh PSSI. Sejauh ini juga baru ada Technical Advisor yang diisi oleh Jordy Cruyff.
Hal ini diungkapkan oleh Ketum PSSI, Erick Thohir, di sela-sela turnamen Bali 7’s yang digagas Bali United di Bali United Training Center pada Jumat sore (18/4/2025).
Menurut Erick Thohir, harmonisasi dari timnas kelompok umur hingga senior menjadi kunci utama. Itu sebabnya peran direktur teknik sangat diperlukan.
"Kita lihat di Piala Asia U17, bagaimana Uzbekistan, sudah menyamai Jepang dan Korsel yang punya sistem permainan dan pembinaan, sehingga kualitas timnya merata dari yunior hingga senior. Kita ingin mengejar mereka," tegas Erick.
Sebagai Penasihat Teknis PSSI, Jordi Cruyff akan fokus membangun sepak bola Indonesia Indonesia dalam lima aspek
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Segera Hadirkan Sosok Dirtek PSSI
Lanjutnya, agenda PSSI di 2025 cukup padat terutama di timnas kelompok umur.
Selain Timnas Indonesia U-17 yang berjuang di Piala Dunia U-17 2025, masih ada Timnas Indonesia U-23 yang akan menjalani kualifikasi Piala Asia U-23 2026 pada September 2025. Lalu Piala AFF U-23 pada Agustus dan SEA Games 2025 di Thailand pada Desember mendatang.
"Oleh karenanya, setelah ada Jordi Cruyff sebagai penasehat teknis, kita segerakan kehadiran dirtek untuk memformulasikan program pembinaan prestasi yang kontinyu," ujar Erick Thohir.
"Jordi Cruyff sudah punya petanya setelah dia dikontrak dan bekerja. Hal itu siap dibahas lebih lanjut dengan Dirtek PSSI," lanjut Ketua Umum PSSI yang juga Menteri BUMN itu.
Demi Menyelaraskan Program Semua Level Tim Nasional
Jangan sampai lanjutnya, timnas kelompok umur hingga senior justru saling sikut satu sama lain karena tidak adanya sosok direktur teknik yang bisa menyelaraskan program semua timnas.
“Jangan sampai sesama timnas saling “musuhan”. Ini yang mau kami selaraskan. Itu sebabnya perlu direktur teknik. Paling tidak sekarang Jordi Cruyff sudah melihat apa yang menjadi permasalaan. Namun, ini belum bisa menjadi formula yang bagus,” ucapnya.
“Jadi mohon kesabarannya dan pembangunan SDM di sini sangat penting. Jadi kembali kami di PSSI membuat inisiasi juga, bekerja sama dengan AFC dan FIFA bernama Garuda Academy,” ujarnya.
Program Garuda Academy ini bukan akademi yang dibuat PSSI. Menurut Erick Thohir, ini adalah sebuah program sport management untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
“Saya dan Pak Sekjen nanti pasti tua dan tidak mungkin seumur hidup di PSSI, apalagi ada batasan tiga periode setelah statuta baru nanti. Ada 100 orang yang nanti dilatih FIFA, kemudian mengerucut menjadi 80 orang. Nanti ada yang dilatih juga oleh AFC, begitu seterusnya,” beber Erick Thohir.