Nasib Merana Klub Jateng-DIY di BRI Liga 1: Terganjal Konsistensi, Terancam Turun Kasta, hingga Konflik dengan Suporter

6 hours ago 2

Bola.com, Solo - Klub asal Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, yaitu PSIS Semarang, Persis Solo, dan PSS Sleman, sama-sama mengalami nasib yang mengenaskan di BRI Liga 1 2024/2025. Ketiganya masih terus berjuang untuk bangkit dari performa buruk.

Terbaru, PSIS Semarang, Persis Solo, dan PSS Sleman kompak mengalami kekalahan pada pekan ke-21 BRI Liga 1. PSIS harus mengakui keunggulan Dewa United, sedangkan Persis pulang dengan tangan hampa dari markas Madura United.

Sementara itu, PSS Sleman dipaksa melanjutkan tren negatifnya ketika menghadapi tuan rumah Borneo FC. Kekalahan dengan skor 0-1 makin menambah penderitaan Elang Jawa pada beberapa pekan terakhir ini.

Mahesa Jenar dan Laskar Sambernyawa memiliki sederet pekerjaan rumah yang harus segera dibereskan. PSIS, misalnya, membutuhkan resolusi konflik antara manajemen dengan suporternya jika ingin mendapatkan dukungan.

Sementara itu, Persis kini tengah dihantui bayang-bayang degradasi. Jika masih ingin bertahan di kasta tertinggi, keduanya harus bisa segera bangkit untuk menyelamatkan diri. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

Berita video Bonek dan The Jakmania Serukan Suara Perdamaian di BRI Liga 1

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Persis Solo Juru Kunci

Persis Solo harus segera berbenah jika tak ingin terus menerus terkapar. Konsistensi masih menjadi hambatan utama Laskar Sambernyawa untuk bisa memperbaiki posisinya di klasemen BRI Liga 1 2024/2025.

Pada pekan ke-21 BRI Liga 1, mereka dipaksa bertekuk lutut saat menghadapi tim juru kunci, Madura United, dengan skor 0-2. Hasil ini menyeret posisi Laskar Sambernyawa ke dasar klasemen karena disalip Laskar Sappe Kerrab.

Penampilan pemain di sektor pertahanan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Ong Kim Swee sebagai pelatih kepala. Sebab, mereka setidaknya sudah kemasukan lima gol dari dua pertandingan terakhir.

Bahkan, Ong Kim Swee sempat mengeluhkan kesalahan yang dilakukan anak asuhnya. Menurut sang juru taktik, kesalahan-kesalahan fatal semacam ini hanya dilakukan para pemain sekolahan, bukan pesepak bola profesional.

“Kesalahan ini amat jarang terjadi karena ini saya lihat seperti kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak sekolah. Ini sangat tidak membantu dari segi hasil yang kami inginkan,” ujar pelatih asal Malaysia tersebut.

Akibatnya, tim asal Kota Bengawan itu kini menjadi tim dengan jumlah kebobolan terbanyak keempat di BRI Liga 1. Sebab, dari 21 laga musim ini, Eky Taufik dan kawan-kawan sudah kemasukan 33 gol.

Problem lainnya yang juga mesti harus segera diselesaikan ialah ketajaman lini serang. Sampai detik ini, Persis masih menjadi tim dengan jumlah gol paling minim. Mereka tercatat hanya bisa mencetak 16 gol saja dari 21 laga.

Persis tak bisa kembali kehilangan poin jika masih ingin melanjutkan kiprahnya di kasta tertinggi. Mereka harus segera bangkit untuk menyelamatkan diri dari ancaman degradasi.

PSIS Semarang Tersungkur

Nasib yang belakangan ini dialami PSIS Semarang juga terhitung mengenaskan. Mereka baru saja mengalami kekalahan menyakitkan di kandang saat menghadapi Dewa United pada laga pekan ke-21 dengan skor 1-4.

Kekalahan ini membuat posisi PSIS semakin rentan. Mereka kini menempati peringkat ke-13 klasemen dengan koleksi 21 poin. Jumlah ini hanya terpaut empat poin dari Semen Padang di peringkat ke-16 alias zona degradasi.

Salah satu problem yang semakin membuat Mahesa Jenar terpuruk ialah konflik manajemen dengan suporternya. Dua kelompok pendukung PSIS, Panser Biru dan Snex, sama-sama melakukan boikot laga kandang.

Dampaknya sangat terasa. Empat laga kandang terakhir PSIS di Stadion Jatidiri kosong melompong. Jumlah kehadirannya sangat minim, yakni saat melawan Bali United (1.831), Malut United (1.942), dan Persis Solo (723).

Akhirnya, manajemen PSIS memilih menggelar laga kandang melawan Dewa United tanpa dihadiri penonton. Sebab, dengan keputusan ini, biaya operasional penyelenggaraan laga bisa dipangkas hingga Rp180 juta.

Situasi ini tentu sangat memilukan skuad asuhan Gilbert Agius. Apalagi, setelah ini mereka akan melewati dua laga kandang beruntun melawan tim elite, yakni berjumpa Persib Bandung (pekan ke-22) dan PSM Makassar (pekan ke-23).

Dukungan suporter tentu punya arti besar bagi PSIS. Jika kondisi semacam ini terus menerus berlarut, bukan tidak mungkin Alfeandra Dewangga dan kawan-kawan bakal terseret ke zona degradasi BRI Liga 1 2024/2025.

PSS Sleman juga Terancam

PSS Sleman sebetulnya menjadi kontestan dengan beban yang amat tinggi pada BRI Liga 1 2024/2025. Sebab, mereka harus mengawali kompetisi dengan kondisi minus tiga poin akibat sanksi dari Komdis PSSI.

Secara perlahan, Laskar Sembada bisa mendapatkan posisi yang lebih baik setelah mengarungi awal musim di zona degradasi. Posisinya sempat terangkat ke peringkat ke-13 klasemen, meski akhirnya kini kembali turun.

Sejauh ini, anak asuh Mazola Junior sudah melewati tiga laga terakhir tanpa kemenangan. PSS tercatat bermain imbang melawan Persik (0-0), lalu menelan dua kekalahan beruntun kontra Semen Padang (2-4) dan Borneo FC (0-1).

Dengan koleksi 19 poin dari 21 pertandingan, jarak tim asal Bumi Sembada ini dengan zona degradasi semakin dekat. Sebab, mereka hanya unggul dua poin saja dari Semen Padang di peringkat ke-16.

Situasi seperti ini sebetulnya juga disadari oleh Mazola Junior. PSS Sleman masih sangat rawan untuk kembali amblas ke zona degradasi apabila tak kunjung memperoleh hasil positif pada laga berikutnya.

"Tiga pertandingan terakhir tanpa kemenangan. Kami tahu posisi tersebut juga tidak aman karena ada empat tim di bawah PSS yang memiliki kesempatan naik," ujar pelatih asal Brasil tersebut.

Meskipun demikian, ujian Elang Jawa untuk mengamankan poin pada laga berikutnya tidak akan mudah. Sebab, lawan yang dihadapi adalah Bali United yang saat ini menempati peringkat kelima klasemen sementara.

Namun, jika menghitung kemungkinan laga ini digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, maka bukan tidak mungkin PSS mendapatkan suntikan motivasi berlebih karena bisa pulang ke rumah setelah beberapa tahun menjadi musafir.

Read Entire Article
Bola Indonesia |