Pidato Lengkap Erick Thohir di Kongres PSSI, Singgung Kans Timnas Indonesia Menang Vs China dan Lolos ke Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia

1 day ago 10

Seperti yang kita lihat dalam video tadi, dua tahun perjalanan ini memang cukup kompleks. Namun dengan niat baik dan dukungan dari semua pihak, hasilnya, Alhamdulillah, adalah sesuatu yang mungkin sebelumnya tak pernah kita bayangkan. Meski begitu, kita tidak boleh cepat berpuas diri.

Kita harus terus melakukan perbaikan dan perubahan. Kita tidak bisa berbangga dengan pencapaian hari ini saja, karena apa yang kita rasakan saat ini juga dirasakan oleh negara lain. Mereka pun ingin berkembang dan bersaing.

Saya tidak segan mengucapkan terima kasih kepada FIFA. Dalam banyak kegiatan, FIFA sering menyebut Indonesia sebagai contoh yang baik. Namun artinya, negara-negara lain kini juga ingin bersaing dengan kita.

Kalau kita lengah dan hanya berpuas diri, maka gambar-gambar yang tadi kita lihat di video bisa saja sirna tahun depan. Karena itu, kita harus konsolidasi dan bangkit kembali.

Kita perlu menyatukan semua pihak dengan semangat yang sama, yaitu cinta kepada sepak bola. Bukan untuk saya, bukan untuk Anda, tapi untuk cinta terhadap sepak bola Indonesia.

Selama ini, kita berupaya memperbaiki tim nasional. Kini kita sudah punya struktur yang lengkap: U-17, U-20, U-23 hingga tim senior. Pelatih-pelatihnya pun kelas dunia. Kita juga sedang membangun *talent pool* agar regenerasi berjalan baik dan tidak terputus di setiap generasi.

Kita tidak bisa hanya melihat tim nasional dari sisi kemewahannya saja. Yang penting adalah komitmen dari para individu yang mau berkontribusi. Mereka datang dengan tangan terbuka karena percaya bahwa Indonesia bisa maju.

Tidak cukup hanya membangun tim pria, kita juga membangun tim wanita. Meski banyak yang pesimis, hasilnya mulai terlihat. Tidak ada diskriminasi dalam membangun tim pria atau wanita. Standar dan kesempatannya sama.

Kita juga membentuk platform berupa yayasan yang fokus membantu pemain muda dengan edukasi finansial. Agar ketika mereka pensiun dari sepak bola, mereka tetap siap menjalani kehidupan di masyarakat.

Selain itu, yayasan ini memberikan asuransi kesehatan kepada para pemain timnas. Ini adalah bentuk penghormatan kita kepada para pahlawan sepak bola, bukan hanya ketika mereka berjaya, tetapi juga setelah mereka tiada.

Kita terus memperbaiki tata kelola, termasuk dalam aspek keuangan. Dukungan dari swasta, suporter, dan pemerintah datang karena mereka melihat keterbukaan kita. Kepercayaan publik adalah aset paling mahal. Jangan sampai rusak.

Kita ingin PSSI tidak 100% bergantung pada pemerintah. Ekosistem sepak bola harus ikut berkontribusi dalam penggalangan dana. Ini soal membangun kepercayaan yang berkelanjutan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada tim Exco yang berhasil melahirkan NDRC. Kini Indonesia menjadi satu dari enam negara yang memiliki NDRC yang diakui FIFA. NDRC ini berfungsi sebagai badan hukum untuk menyelesaikan konflik antara pemain dan klub, sehingga tidak perlu tumpang tindih dengan lembaga lainnya.

Kami juga membentuk Garuda Academy. Awalnya, banyak yang mencibir "buat apa lagi akademi?" Tapi ini penting. Kita butuh kontinuitas, dan itu datang dari human capital. Kita perlu lahirkan generasi kepemimpinan baru.

Garuda Academy sangat diminati, dengan ratusan pendaftar. Namun kami hanya bisa menerima 105 orang. Kurikulumnya disusun bersama AFC dan FIFA. Ini bukan hanya untuk PSSI, tapi juga untuk Asprov dan klub. Yang terbaik akan disekolahkan ke institusi olahraga terbaik dunia untuk kembali dan membantu Indonesia.

Saya berharap di tahun kedua nanti, lebih banyak lagi perwakilan dari manajemen PSSI, Asprov, dan klub yang ikut bergabung. Modulnya sudah standar internasional dan yang terbaik akan mendapatkan beasiswa.

Kita juga tidak menutup mata terhadap kegiatan liga. Namun penting untuk saling adil. Kepemilikan PSSI di liga hanya 1%, selebihnya dikelola oleh pemilik klub. PSSI adalah mitra dalam pengawasan operasional liga.

Sekarang kita punya VAR. Jika tahun lalu masih dalam tahap tantangan, tahun ini sudah terwujud. VAR juga akan diterapkan di Liga 2. Terima kasih kepada pihak liga atas dukungannya.

Kami di PSSI sadar tidak sempurna. Di bidang perwasitan, kami terus memperbaiki dan terbuka terhadap masukan. Ini semua bagian dari upaya memperkuat manajemen yang solid.

Semua hal ini kita lakukan demi kebaikan sepak bola Indonesia. Karena itu, Kongres hari ini menjadi penting untuk membangun kembali fondasi struktur sepak bola nasional.

Kita ingin memperkuat peran Asprov ke depan. Asprov harus tumbuh seiring dengan pemerintahan, karena mereka juga bagian penting dalam mengembangkan sepak bola akar rumput.

Kita pastikan akan mendukung Asprov, bukan karena kepentingan politik, tapi demi masa depan sepak bola nasional. Anak-anak di daerah harus mendapat kesempatan yang sama dengan di kota besar.

Saya juga melihat masih ada ketimpangan antar klub. Liga 1 dan Liga 2 memang berjalan, tapi bagaimana dengan ratusan klub di daerah? Ini juga akan kita perbaiki.

Membangun sepak bola Indonesia tidak bisa dilakukan sendiri. Harus dilakukan bersama. Karena itu, saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah.

Bapak Presiden dan Bapak Prabowo Subianto telah menunjukkan dukungan nyata. Mulai dari Kemenpora yang mendorong kebijakan, Kemendagri yang memperkuat soliditas daerah, hingga percepatan proses naturalisasi dibantu oleh Kemenkumham dan DPR. Semua ini membentuk ekosistem yang terintegrasi.

Saya tegaskan kembali: ini bukan kerja individu. Ini kerja kolektif kita semua. Mari melangkah bersama. Jika besok kita menang dan lolos ke playoff, itu akan jadi momen yang mengharukan. Tapi itu bukan titik akhir, melainkan awal untuk bangkit lebih tinggi.

Saya sampaikan bahwa Federasi Futsal Indonesia sebentar lagi akan menjadi bagian resmi dari PSSI. Tidak boleh lagi ada dualisme dalam futsal. Karena Indonesia tengah bersiap untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia Futsal 2028, maka futsal harus berada di bawah naungan PSSI.

Read Entire Article
Bola Indonesia |