Bola.com, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga, mengisyaratkan bahwa komposisi tim kepelatihan baru Timnas Indonesia akan mengombinasikan kepemimpinan, taktik, dan teknik.
Arsitek anyar Timnas Indonesia disebut-sebut adalah Patrick Kluivert, dengan Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai dua dari lima asistennya.
Satu tangan kanan Patrick Kluivert lainnya di Timnas Indonesia akan berasal dari Belanda juga, dan dua sisanya asal Indonesia.
Di sisi lain, secara sepak terjang sebagai pelatih, Patrick Kluivert kurang meyakinkan. Pria berusia 48 tahun itu hanya pernah menangani Timnas Curacao, Adana Demirspor, AFC Ajax U-19, hingga FC Twente II.
Berita Video, Timnas Bahrain raih gelar juara Piala Teluk 2024 pada Sabtu (4/1/2025)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Peran Patrick Kluivert, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat
Patick Kluivert dianggap sebagai orang yang tepat untuk memimpin Timnas Indonesia, yang mempunyai banyak pemain naturalisasi kelahiran dan berdarah Belanda, karena sesama berasal dari Negeri Kincir Angin.
Kekurangan Patrick Kluivert sebagai pelatih bakal ditutupi oleh Alex Pastoor dan Denny Landzaat, yang bakal melengkapi dari sisi taktik dan teknik.
"Kenapa di Eropa itu pelatih disebut manajer. Ternyata ada pelatih tekiknya. Jadi, harus ada leadership. Maka, dicari lah pelatih yang mempunyai kepemimimpinan yang pemain-pemain diaspora sangat hormat," jelas Arya.
"Dengan begitu, apa yang diinstruksikannya akan diikuti oleh pemain-pemain diaspora. Pemain diaspora makin lama levelnya makin tinggi. Jadi, mereka membutuhkan pelatih yang mereka dengarkan," imbuh Arya.
Penjelasan Arya Sinulingga
Lantaran persoalan kepemimpinan itu, selain komunikasi dan taktik, yang membuat PSSI memecat Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia dan memilih juru taktik Belanda untuk menggantikannya.
"Didampingi oleh asisten pelatih yang kuat secara teknik. Soal ada kelemahan, tidak ada pelatih di dunia ini yang tidak mempunyai kelemahan," tutur Arya.
"Ada saja kelemahannya. Tapi, dicari yang mumpuni. Pelatih teknik yang mumpuni. Ada dua itu. Jadi, kombinasi ini yang membentuk tim kepelatihan Timnas Indonesia."
"Yang mempunyai kepemimpinan, tapi ada juga yang memiliki kemampuan teknik. Ini gaya Eropa. Akan beda kalau kita lihat cara di Indonesia yang selama ini statusnya sebagai pelatih," tambah Arya.
"Ini tidak. Ini akan lengkap. Mudah-mudahan nanti, siapa asistennya yang khusus pelatih teknik. Yang pasti levelnya tinggi di Belanda," imbuh Arya.
Saling Melengkapi
Arya membocorkan bahwa satu di antara asisten pelatih Timnas Indonesia, pernah tiga kali mempromosikan tim dari kasta kedua Liga Belanda menuju Eredivisie, kriterianya sesuai dengan rekam jejak Alex Pastoor.
Alex Pastoor tiga kali membawa tiga klub berbeda naik kasta ke Eredivisie ketika menangani Excelsior pada 2010/2011, Sparta Rotterdam pada 2015/2016, dan Almere City pada 2023/2024.
"Jadi, semua asisten pelatih ini satu kesatuan. Satu dihargai, satu mempunyai kemampuan teknik juga. Itulah yang diusahakan untuk membuat tim pelatih lengkap," kata Arya.
Menurunkan Ilmu
Sementara itu, karier kepelatihan Denny Landzaat memang tidak terlalu mencolok. Dia lebih sering menjadi asisten pelatih, dari Feyenoord, Willem II, Lech Poznan, hingga Ferencvaros.
Namun, Denny Landzaat adalah satu di antara gelandang mumpuni Timnas Belanda di eranya. Ketika masih aktif bermain, ia memiliki 38 caps untuk tim berjulukan Oranje itu.
Dia juga pernah memleba AFC Ajax, AZ Alkmaar, Feyenoord, Wigan Athletic, sampai FC Twente.
Pria berusia 48 tahun itu bisa menurunkan ilmunya ke deretan gelandang Timnas Indonesia, seperti Thom Haye, Ivar Jenner, hingga Nathan Tjoe-A-On.