Bola.com, Jakarta - Berkaca dari masa lalunya yang tak mampu masuk sekolah sepak bola (SSB) di Kediri, Jawa Timur, kini Budi Sudarsono mendirikan SSB di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, yang tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.
Masih ingat Budi Sudarsono? Bagi pecinta Timnas Indonesia, Budi Sudarsono bukanlah nama yang asing. Pada masa jayanya, Budi merupakan salah satu striker terbaik yang dimiliki Indonesia.
Julukannya seram, yakni "Si Piton". Ia dijuluki seperti itu karena mampu menggiring bola sambil meliuk-liuk sebelum akhirnya menjebol gawang lawan.
Dalam kurun waktu 2001 hingga 2010, ia hadir 47 kali bareng Skuad Garuda dengan torehan 16 gol. Termasuk empat gol yang menjadikannya top scorer Piala AFF 2008.
Untuk di level klub, Budi Sudarsono juga top. Ia ikut membawa Persija Jakarta juara Divisi Utama Liga Indonesia 2001 dan melakukan hal yang sama bersama Persik Kediri pada 2006.
Tak lagi jadi bintang lapangan hijau, legenda yang kini berusia 45 tahun tak lantas berlalu begitu saja dari dunia yang telah melambungkan namanya ke langit ketujuh.
Berita video mantan striker Timnas Indonesia, Budi Sudarsono, berikan komentarnya terkait peluang Skuad Garuda meraih poin saat berhadapan dengan Timnas Jepang yang berlangsung pada Jumat (15/11/2024).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Merintis SSB, Tak Dipungut Biaya
Lama tak muncul, sosok kelahiran Kediri, Jawa Timur, 19 September 1979, datang membawa kabar baru. Via kanal YouTube PODSEA belum lama ini, Budi Sudarsono tengah sibuk dengan SSB yang dirintisnya dua bulan terakhir.
"Di rumah ada SSB untuk hiburan. Jadi untuk anak usia 12 tahun ke bawah. Memang buat hiburan saya, karena kami belum ada melatih di mana-mana sehingga saya bikinlah itu," kata Budi Sudarsono yang mengantongi lisensi kepelatihan A.
Menurut Budi Sudarsono, setiap anak yang mengikuti SSB miliknya tak dipungut biaya. Dia bahkan harus mengeluarkan biaya untuk pelatih lainnya.
"Enggak ada biayanya sama sekali. Ketika dia masuk juga enggak perlu bayar. Saya juga bayar pelatih di situ. Dia hanya beli bola. Terpenting tidak telat. Kalau telat semenit atau berapa menit, dia bayar Rp10 ribu sebagai hukuman," imbuhnya.
"Karena kalau biasanya latihan di SSB-SSB yang berbayar itu, setiap kali latihan itu bayar Rp10 ribu. Tapi di saya gratis. Cuma kalau telat malah bayar. Enak mana? Mau telat atau bayar?" ujarnya.
Ikut Melatih saat Senggang
Meski tak ikut melatih, Budi Sudarsono menyempatkan diri hadir melihat perkembangan anak-anak asuhnya jika sedang tak sibuk.
"Makanya saya ambil pelatih. Ketika saya kosong, baru ke lapangan. Lapangan pun enggak bayar. Kebetulan lapangannya juga enggak bayar karena punya teman, perumahan gitu yang belum dipakai," ujar Budi Sudarsono.
"Kalau untuk anak-anak, saya menekankan bagaimana disiplin. Jadi bukan dia dituntut untuk menang dan sebagainya, enggak seperti itu. Yang penting dia menikmati dan disiplinnya harus tinggi," kata Budi Sudardono.
Kalau nanti melatih klub, apakah SSB bubar? "Enggak juga. Kan sewa pelatih. Walaupun belum bisa bayar pakai uang, kami bayar pakai sepatu," katanya sembari tertawa ngakak.
"Yang penting anak-anak senang sepak bola, terus enggak ada tuntutan. Anak-anak seumuran segitu kan memang enggak dituntut berprestasi. Bagaimana mereka bisa senang, karena kami mengajarkan nomor satu bukan sepak bola. Jadi nomor satu di luar sepak bola, yaitu disiplin, karakter, dan sopan santun," lanjutnya.
Berkaca dari Masa Kecil di Kediri
Budi Sudarsono membuat SSB serba-gratis dan belum punya nama serta media sosialnya karena latar belakangnya sewaktu masih kecil di Kediri.
"Saya belajar dari pengalaman ya, dari kecil di tempat saya itu SSB enggak ada. Terus yang mengajari enggak ada. Ada pun sangat jauh dan bayarnya enggak mampu," ujar Budi Sudarsono.
"Sepak bola, saya kan punya ilmunya. Sedikit banyak ya keluarkanlah ilmu-ilmu walaupun gratis. Yang penting anak-anak menikmati sepak bola," pungkasnya.