Larangan Away Tak Kunjung Dicabut, I.League Berusaha Keras Tingkatkan Jumlah Kehadiran Penonton: Keluarga Jadi Sumber Potensial

7 hours ago 4

Bola.com, Solo - Jumlah kehadiran penonton di stadion pada ajang BRI Super League 2025/2026 masih menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi operator kompetisi I.League. Regulasi larangan fans dan suporter tamu menjadi salah satu penyebab utama.

Perlu upaya yang sistematis dari pihak I.League untuk bisa mendongkrak jumlah kehadiran ini di tengah hambatan regulasi tersebut. Pasalnya, penurunan jumlah penonton ketika menggelar laga kandang ini dampaknya sangat dirasakan oleh pihak klub.

Manager Corporate Share Value I.League, Hanif Marjuni, menyebut bahwa langkah pertama yang dilakukan untuk mengatasi persoalan ini ialah dengan menggaet Takeyuki Oya, mantan petinggi di J.League yang kini menjadi General Manager Competetion dan Operation I.League.

Dari hasil analisis sementara, I.League mulai memetakan salah satu potensi terbesar yang bisa dimaksimalkan untuk mendongkrak jumlah penonton, yakni keluarga. Artinya, sepak bola harus bisa menjadi tontonan yang menarik bagi keluarga.

“Kami pada bulan ini mendatangkan tenaga ahli dari Jepang, namanya Takeyuki Oya. Dia sudah delapan tahun bekerja di operator kompetisi Liga Jepang,” ujar Hanif Marjuni saat ditemui di BRI Goes To Campus di Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), Kamis (6/11/2025).

“Jadi, ada sisi menarik yang perlu kami sentuh lagi dari BRI Super League ini, yakni sisi keluarga. Karena, saat ini sepak bola masih belum menjadi tontonan keluarga secara keseluruhan. Nah itu pelan-pelan yang harus kami tingkatkan,” imbuh dia.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Larangan Suporter Away

Hanif tak menampik apabila regulasi yang melarang kehadiran suporter tamu ini dampaknya sangat signifikan. Bahkan, pihak klub juga mengeluhkan penurunan okupansi di stadion selama beberapa musim terakhir.

Akan tetapi, keputusan untuk segera mencabut ketetapan ini berada di tangan PSSI. Pihak federasi telah menetapkan kebijakan ini karena permintaan dari FIFA imbas dari meletusnya Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 silam.

“Memang larangan away ini diakui pihak klub sangat mempengaruhi penurunan kehadiran jumlah penonton. Makanya, beberapa klub sangat berharap ini bisa segera dibuka lagi untuk penonton away.”

“Namun, keputusan untuk mencabut larangan away ini wewenangnya bukan di tangan kami. Sebab, keputusan itu yang menentukan adalah PSSI,” kata mantan Media Officer Persija Jakarta tersebut.

Berusaha Tingkatkan Penonton

Berbagai upaya lain juga dilakukan I.League untuk terus mendorong pertumbuhan okupansi stadion di BRI Super League 2025/2026, termasuk kolaborasi dengan suporter. Harapannya, ada kenaikan yang signifikan yang dirasakan klub.

“Jadi, kami saat ini juga sudah membentuk divisi khusus di I.League, yakni Fans Engagement, Jadi, sudah ada kolaborasi khusus yang dilakukan bersama teman-teman suporter di klub,” ujar Hanif Marjuni.

“Artinya, dengan berbagai pertimbangan dan kebutuhan itu, nantinya jumlah kehadiran penonton di stadion di kompetisi ini paling tidak bisa terus mengalami peningkatan dari yang sebelumnya,” imbuhnya.

Sisi Entertainment

Selain itu, aspek hiburan juga menjadi salah satu solusi yang ingin ditingkatkan oleh I.League dalam mengemas pertandingan-pertandingan BRI Super League agar bisa lebih menarik lebih banyak penonton.

“Selain itu, dari sisi teknikal, pengelolaan pertandingan juga sudah banyak dikemas secara menarik, terutama meningkatkan sisi entertainment-nya. Asalkan tidak mengganggu teknis dalam pertandingan,” katanya.

“Kami berharap, sentuhan-sentuhan itu akan mengundang lebih banyak penonton kembali ke stadion,” lanjut dia.

Read Entire Article
Bola Indonesia |