Jangan Remehkan yang Baru, Malut United dan PSBS Buktikan Tim Promosi Bukan Sekadar Figuran di BRI Liga 1!

Bola.com, Jakarta - Malut United dan PSBS Biak menjadi fenomena menarik di BRI Liga 1 musim ini. Meski berstatus tim promosi, kedua klub dari Indonesia Timur itu mampu membuktikan jika mereka bukan hanya figuran di Liga 1 2024/2025.

Beberapa musim sebelumnya banyak tim promosi yang cuma numpang lewat. Sebenarnya era baru tim promosi mampu bersaing di kasta tertinggi Indonesia dimulai dua musim lalu.

Ketika itu Persis Solo, RANS Cilegon FC, dan Dewa United naik derajat. Bahkan ketiganya dilabeli sebagai tim Sultan karena disokong para pengusaha tajir di Tanah Air.

Siapa tak kenal sosok Raffi Ahmad yang mencoba bisnis sepak bola lewat RANS Cilegon yang kemudian berganti nama menjadi RANS Nusantara. Sayangnya, klub berjulukan The Phoenix itu makin terpuruk dan musim depan berlaga di Liga 3.

Begitu pula, siapa meragukan anak-anak mantan Presiden Jokowi yang memegang saham Persis Solo. Namun faktanya, Laskar Sambernyawa seolah hanya jadi pelengkap penderita kompetisi musim ini. Hanya Dewa United yang mampu bersaing di papan atas.

PSBS Biak, Semen Padang FC, dan Malut United FC generasi kedua sebagai tim promosi yang sangat menjanjikan. Tetapi buktinya, Semen Padang senasib dengan RANS yang terseok-seok.

Paling mengejutkan adalah sepak terjang Malut United dan PSBS musim ini. Kedua klub itu tak banyak koar-koar. Namun, mereka bekerja serius dan menjelma jadi kuda hitam yang sukses mendepak tim-tim tradisi level atas.

Tampaknya mereka sadar, kompetisi panjang butuh kesabaran dan finansial kuat agar bisa bertahan hingga pertarungan berakhir.

Rapor Malut United lebih bagus ketimbang koleganya dari Papua itu. Pasukan Imran Nahumarury itu mengawali kompetisi dengan cukup oke, yakni menahan Madura United 1-1.

Selain itu, dengan sabar, Imran yang berstatus satu-satunya pelatih lokal di Liga 1 musim ini menempa tim asuhannya meraih kemenangan demi kemenangan.

Sebaliknya cap numpang lewat langsung disematkan kepada PSBS ketika di partai pembuka dihajar Persib Bandung dengan skor 4-1. Padahal, klub berjulukan Badai Pasifik itu serius menyiapkan skuad dengan mendatangkan pelatih eks Timnas Argentina, Juan Esnaider.

Kunci sukses Malut United dan PSBS yang saat ini bertengger di peringkat empat dan enam klasemen sementara BRI Liga 1 adalah kekuatan keuangan. Dengan dana operasional gemuk, Malut United punya daya magnet kuat menarik Sayuri bersaudara.

Sementara itu, langkah PSBS juga sangat taktis. Mereka mengumpulkan beberapa pemain naturalisasi seperti Beto Goncalves dan Fabiano Beltrame, sebagai pembimbing pemain muda yang masih miskin pengalaman di kasta atas yang sangat keras.

Ini belum termasuk jajaran tim pelatih yang melibatkan Ellie Aiboy, Robertino Pugliara, dan Bio Pauline yang paham betul karakter sepak bola Papua. Trio tersebut pernah membela Persipura.

Kekuatan Malut United dan PSBS juga karena pemberdayaan pemain-pemainnya lokal Maluku dan Papua. Ikatan primodial inilah yang membuat spirit para pemain sangat tinggi membela klub daerah asal mereka.

Malut United mencatat rekor spektakuler di putaran kedua dengan hanya sekali menelan kekalahan. Sisanya, hingga pekan ke-31 Safrudin Tahar dkk. selama 13 kali tak tertundukkan. Bahkan secara beruntun, mereka sukses menumbangkan dua calon juara, yakni Dewa United (2-1) dan Persib (1-0).

Jika Malut United dan PSBS tampil bagus di tiga laga terakhir, tak menutup kemungkinan mereka terus menyodok ke atas. Muaranya tentu saja mereka dapat hak berkiprah di level Asia dan ASEAN.

Bila ini terwujud, dua tim dari Indonesia Timur ini mencatat sejarah baru di sepak bola Indonesia.