Bola.com, Jakarta - Hermansyah merupakan salah satu kiper terbaik sepanjang masa sepak bola nasional, seperti halnya Maulwi Saelan, Ronny Pasla, dan Yudo Hadianto.
Hermansyah, yang lahir di Sukabumi, Jawa Barat, 17 Agustus 1963 pernah lama menjadi tembok terakhir Timnas Indonesia, dari 1983 hingga 1990.
Aksi terhebatnya tersaji di Kualifikasi Piala Dunia 1986 yang nyaris membawa Indonesia ke pentas terakbar empat tahunan besutan FIFA di Meksiko.
Berada di Grup B bersama Bangladesh, India, dan Thailand, tim besutan Sinyo Aliandoe tampil sebagai juara grup dengan torehan menang empat kali, satu kali seri, dan cuma kalah sekali.
Sayang, di fase selanjutnya, Hermansyah dan kawan-kawan kalah dari Korea Selatan, baik partai tandang maupun kandang.
Jika saja bisa mengalahkan Korea Selatan, maka Indonesia tinggal merubuhkan Jepang guna mengamankan satu tiket ke putaran final Piala Dunia 1986. Kans terbuka lebar, karena Jepang tak setangguh sekarang.
Berita video Thom Haye ungkapkan perasaan gembiranya setelah mencetak gol debutnya dan bantu Timnas Indonesia mengalahkan Filipina, Selasa (11/6/2024) malam WIB.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kegelisahan Hermansyah
Selain timnas, Hermansyah juga dikenang sebagai kiper andalan di sejumlah klub yang pernah memakai jasanya seperti Pelita, Bandung Raya, serta Persikota Tangerang.
Setelah gantung sarung tangan, Hermansyah sama sekali tak bergeser dari dunia balbalan yang telah meroketkan namanya.
Tercatat, ia pernah bertugas sebagai pelatih kiper Persikota, Persebaya, Persidafon, Persis Solo, dan Pelita Bandung Raya.
Sebagai mantan kiper, pelatih kiper berlisensi B AFC itu menyampaikan keprihatinannya terkait banyaknya pelatih asing di Liga 1 Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Yang menjadi sorotan, ia mengatakan pelatih asing tersebut juga membawa beberapa asisten dan staf, termasuk pelatih kiper.
Tak sedikit kemudian yang bertanya, apakah pelatih kiper asing tersebut punya lisensi seperti yang disyaratkan PSSI selaku federasi tertinggi di Tanah Air?
"Saya yang menekuni dunia kepelatihan saja harus sekolah lagi untuk mendapatkan lisensi kepelatihan," kata Hermansyah lewat kanal YouTube Bicara Bola besutan Akmal Marhali belum lama ini.
"Banyaknya pelatih asing ini turut membawa para staffnya, termasuk pelatih kiper. Tapi yang dipertanyakan adalah lisensinya (pelatih kiper). Banyak yang duduk di bench didaftarkan tidak sesuai dengan tugasnya," ketus Hermansyah.
Sebut PT LIB Harus Bertanggung Jawab
Jika apa yang disampaikan Hermansyah benar dan berdasar, maka PSSI harus segera turun tangan karena itu sudah melabrak regulasi yang harus dipatuhi.
Ditanya kenapa ia baru mengetahui praktik tak terpuji tersebut, Hermansyah juga bingung.
"Saya tidak tau ada faktor apa yang membuat hal tersebut bisa lolos. Entah mereka tak tahu, pura-pura tak tahu, atau memang tidak mau belajar," kata Hermansyah dengan nada jengkel.
Selain PSSI selaku federasi tertinggi, Hermansyah juga menyeret PT Liga Indonesia Baru (LIB) ke dalam permasalahan.
"PT LIB harus bertanggung jawab. Kasihan orang-orang yang sudah melakukan sekolah kepelatihan dengan biaya yang tidak murah. Tapi di tim lain ada yang tidak berlisensi pelatih kiper bisa melatih kiper," pungkas sang living legend.